Senin, 17 Februari 2025

Teori Kebudayaan Bagian-1

Baik, saya akan memberikan penjelasan mengenai teori kebudayaan menurut Koentjaraningrat:

Koentjaraningrat, seorang antropolog terkemuka Indonesia, mendefinisikan kebudayaan sebagai "keseluruhan sistem gagasan, tindakan, dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik manusia dengan belajar." Definisi ini menekankan bahwa kebudayaan adalah sesuatu yang dipelajari dan diwariskan dari generasi ke generasi, bukan sesuatu yang dibawa sejak lahir.

Unsur-unsur Kebudayaan Menurut Koentjaraningrat

Koentjaraningrat mengelompokkan kebudayaan ke dalam tujuh unsur universal, yaitu:

 * Peralatan dan perlengkapan hidup manusia (teknologi): Mencakup semua benda материальные yang digunakan manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, seperti pakaian, perumahan, alat transportasi, dan lain-lain.

 * Mata pencaharian dan sistem ekonomi: Cara manusia memenuhi kebutuhan ekonominya, seperti bercocok tanam, berburu, beternak, perdagangan, dan lain-lain.

 * Sistem kemasyarakatan (organisasi sosial): Struktur sosial masyarakat yang terdiri dari keluarga, kelompok, suku, hingga negara, beserta sistem nilai dan norma yang mengatur interaksi antar anggota masyarakat.

 * Bahasa: Alat komunikasi yang digunakan manusia untuk berinteraksi dan menyampaikan informasi, baik lisan maupun tulisan.

 * Kesenian: Ekspresi эстетический manusia dalam bentuk seni rupa, seni musik, seni tari, seni sastra, dan lain-lain.

 * Ilmu pengetahuan: Kumpulan pengetahuan yang dimiliki manusia tentang alam dan masyarakat, yang diperoleh melalui penelitian dan pengalaman.

 * Religi (kepercayaan): Sistem kepercayaan manusia terhadap kekuatan gaib dan hubungan manusia dengan Tuhan, termasuk ritual dan upacara keagamaan.

Wujud Kebudayaan Menurut Koentjaraningrat

Selain unsur-unsur universal, Koentjaraningrat juga membedakan tiga wujud kebudayaan:

 * Wujud ideal (gagasan): Berupa ide-ide, nilai-nilai, norma, kepercayaan, dan pengetahuan yang tersimpan dalam pikiran manusia.

 * Wujud perilaku (aktivitas): Berupa tindakan dan perbuatan manusia dalam masyarakat, seperti tradisi, adat istiadat, upacara, dan lain-lain.

 * Wujud benda (artefak): Berupa benda-benda hasil karya manusia, seperti bangunan, pakaian, alat-alat, karya seni, dan lain-lain.

Fungsi Kebudayaan Menurut Koentjaraningrat

Menurut Koentjaraningrat, kebudayaan memiliki berbagai fungsi bagi kehidupan manusia, antara lain:

 * Sebagai pedoman hidup: Kebudayaan memberikan panduan bagi manusia dalam berperilaku dan berinteraksi dalam masyarakat.

 * Sebagai alat adaptasi: Kebudayaan membantu manusia beradaptasi dengan lingkungan alam dan sosialnya.

 * Sebagai identitas: Kebudayaan menjadi ciri khas suatu masyarakat atau kelompok sosial.

 * Sebagai alat integrasi: Kebudayaan mempersatukan anggota masyarakat dalam suatu kesatuan sosial.

Kesimpulan

Teori kebudayaan menurut Koentjaraningrat memberikan pemahaman yang komprehensif tentang apa itu kebudayaan, unsur-unsurnya, wujudnya, dan fungsinya bagi kehidupan manusia. Konsep ini sangat penting dalam memahami keragaman budaya di Indonesia dan di dunia.

Beberapa sumber buku dan karya Koentjaraningrat yang membahas mengenai teori kebudayaan:
 * Kebudayaan, Mentalitas dan Pembangunan (1974): Buku ini membahas tentang konsep kebudayaan, mentalitas masyarakat Indonesia, dan kaitannya dengan pembangunan.
 * Manusia dan Kebudayaan di Indonesia (1984): Buku ini merupakan karya klasik Koentjaraningrat yang membahas secara komprehensif tentang kebudayaan di Indonesia, termasuk unsur-unsur universal kebudayaan dan wujud-wujud kebudayaan.
 * Pengantar Antropologi (berbagai edisi): Buku ini merupakan buku pengantar antropologi yang banyak digunakan di perguruan tinggi di Indonesia. Dalam buku ini, Koentjaraningrat menjelaskan konsep-konsep dasar antropologi, termasuk konsep kebudayaan.
 * Sejarah Teori Antropologi (2002): Buku ini membahas tentang sejarah perkembangan teori-teori antropologi, termasuk teori kebudayaan.
Selain buku-buku di atas, Koentjaraningrat juga banyak menulis artikel dan makalah yang membahas tentang kebudayaan. Beberapa artikelnya dapat ditemukan dalam jurnal-jurnal ilmiah dan antologi.
Anda dapat mencari buku-buku dan karya Koentjaraningrat di perpustakaan atau toko buku. Selain itu, beberapa karyanya juga mungkin tersedia secara daring dalam bentuk e-book atau artikel daring.
Semoga informasi ini bermanfaat!

Kamis, 03 Oktober 2024

Pépéling nu kungsi nyanding




Pépéling nu kungsi nyanding

Ku: A. Yogaswara


Anaking jimat awaking,

Niti wanci nu mustari, ninggang mangsa nu utama, kiwari hidep parantos mungkas mangsa lalagasan. Sujud mah mung Ka Nu Agung, nyembah mah ka Alloh SWT, sungkeman jadi ciri nu mandiri, cara nu nyata pikeun matrikeun kaasih, nyimpaykeun kanyaah, maheutkeun kadeudeuh.

Anaking jimat awaking,

Indung tunggul rahayu, bapa catang darajat. Sakeclak ci susu indung, hamo kabales ku lobana dunya barana. 

Anaking jimat awaking,

Prak geura ngajerit dina ati sanubari anu wening, dina manah anu setra. Neda jiad pangdunga jeung pangampura ka nu jadi sepuh. Sawarga téh aya dina dampal sampéan indung.

Anaking jimat awaking,

Rumah tangga téh énteng jeung bangga, énténgna pami urang mituhu ka pituduh sepuh tur Rosul, teu baha ka paréntah agama. Jaga mata ku awasna, jaga haté ku ihlasna, jaga harta ku zakatna, mugia taqwa ngabaju, ngabaku miaraga sukma dina jiwa, Islam pingaraneunana, surga pangbalikanana.

Anaking jimat awaking,

Bral  geura naratas lalakon anyar, sagara kahirupan, bébér layar tarik jangkar kasmaran picaritaeun deungeun, mugia ginanjar kawilujengan tinekanan nu diseja. Aamin ya robbal aalamin

Indikator Sekolah Idaman




Sekolah Idaman
Oleh: Kang Yoga

Idikator sekolah idaman menurut perspektif siswa, guru, dan orang tua. Setiap kelompok ini memiliki pandangan yang unik tentang apa yang membuat sebuah sekolah menjadi ideal.

Indikator Sekolah Idaman Menurut Siswa:

 * Suasana Belajar yang Menyenangkan: Siswa menginginkan lingkungan belajar yang positif, tidak membosankan, dan mendorong kreativitas.

 * Guru yang Menyenangkan dan Inspiratif: Guru yang dapat menjelaskan materi dengan mudah, sabar, dan mampu memotivasi siswa.

 * Teman Sebaya yang Positif: Memiliki teman-teman yang mendukung, saling belajar, dan menciptakan suasana persaingan yang sehat.

 * Kegiatan Ekstrakurikuler yang Beragam: Adanya pilihan kegiatan ekstrakurikuler yang sesuai dengan minat dan bakat siswa.

 * Fasilitas yang Lengkap dan Modern: Sekolah memiliki fasilitas yang mendukung proses belajar, seperti perpustakaan, laboratorium, ruang kelas yang nyaman, dan koneksi internet yang baik.

 * Bebas Bereksplorasi: Siswa memiliki kesempatan untuk mengembangkan ide-ide baru dan mencoba hal-hal yang berbeda.

Indikator Sekolah Idaman Menurut Guru:

 * Lingkungan Kerja yang Kondusif: Guru bekerja dalam lingkungan yang mendukung, dengan rekan kerja yang kolaboratif dan kepemimpinan yang baik.

 * Kebebasan dalam Mengajar: Guru memiliki kebebasan untuk memilih metode pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik siswa dan materi pelajaran.

 * Fasilitas Pendukung yang Memadai: Tersedia fasilitas yang mendukung kegiatan pembelajaran, seperti ruang guru, perpustakaan, laboratorium, dan media pembelajaran.

 * Adanya Program Pengembangan Profesi: Sekolah menyediakan program pelatihan dan pengembangan profesional bagi guru untuk meningkatkan kompetensi.

 * Apresiasi atas Prestasi: Prestasi dan kontribusi guru diakui dan dihargai oleh sekolah dan masyarakat.

Indikator Sekolah Idaman Menurut Orang Tua:

 * Prestasi Akademik yang Baik: Orang tua berharap anaknya dapat mencapai prestasi akademik yang baik dan siap melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.

 * Karakter yang Baik: Sekolah mampu membentuk karakter anak menjadi lebih baik, seperti jujur, disiplin, bertanggung jawab, dan mandiri.

 * Lingkungan Belajar yang Aman: Sekolah memberikan rasa aman dan nyaman bagi siswa selama berada di lingkungan sekolah.

 * Komunikasi yang Efektif: Sekolah menjalin komunikasi yang baik dengan orang tua, sehingga orang tua dapat mengetahui perkembangan anaknya.

 * Biaya Pendidikan yang Terjangkau: Biaya pendidikan yang sesuai dengan kemampuan ekonomi orang tua.

Secara umum, sekolah idaman adalah sekolah yang mampu:

 * Mengembangkan potensi siswa secara maksimal.

 * Menciptakan lingkungan belajar yang menyenangkan dan kondusif.

 * Menjalin kerjasama yang baik dengan semua pihak terkait.

 * Menyesuaikan diri dengan perkembangan zaman.

Penting untuk diingat bahwa setiap sekolah memiliki karakteristik yang berbeda. Oleh karena itu, penting bagi siswa, guru, dan orang tua untuk mencari informasi yang lengkap tentang sebuah sekolah sebelum membuat keputusan.



Selasa, 01 Oktober 2024

Carita Babad


Materi Carita Babad pikeun Kelas X SMK

Pengertian Carita Babad

Carita babad nyaéta jenis sastra Sunda anu ngandung unsur sajarah ngeunaan hiji tempat, palaku atawa kajadian. Sanajan kitu, carita babad masih kudu ditalungtik deui ngeunaan ka beneran sajarahna. Carita babad biasana ditulis dina wangun pupuh atawa prosa.

Fungsi Carita Babad

 * Ngalestarikeun sajarah: Carita babad jadi sumber informasi ngeunaan kajadian-kajadian dina jaman baheula.

 * Mimitina kahirupan karuhun: Carita babad nggambarkan kahirupan karuhun, adat istiadat, sarta nilai-nilai luhur.

 * Sumber inspirasi: Carita babad bisa jadi sumber inspirasi pikeun nulis karya sastra lianna.

Ciri-ciri Carita Babad

 * Ngawangun sajarah: Carita babad biasana ngagambarkeun hiji kajadian atawa runtuyan kajadian sajarah.

 * Ngawangun tokoh: Carita babad ngawanohkeun tokoh-tokoh sajarah anu miboga peran penting dina hiji kajadian.

 * Ngawangun tempat: Carita babad biasana ngagambarkeun hiji tempat atawa wewengkon anu jadi latar kajadian.

 * Ngawangun waktu: Carita babad biasana ngagambarkeun hiji waktu atawa jaman anu jadi latar kajadian.

 * Ngawangun nilai-nilai: Carita babad biasana ngandung nilai-nilai luhur, kayaning kaadilan, kasabaran, sarta keberanian.

Conto Carita Babad

 * Babad Tanah Sunda: Ngagambarkeun asal-usul tanah Sunda.

 * Babad Pajajaran: Ngagambarkeun sajarah Karajaan Pajajaran.

 * Babad Galuh: Ngagambarkeun sajarah Karajaan Galuh.

Tugas

 * Maca sababaraha conto carita babad.

 * Identipikasi unsur-unsur intrinsik carita babad (téma, tokoh, latar, alur, sudut pandang, amanat).

 * Bandingkeun antara carita babad jeung jenis sastra Sunda lianna.

 * Nulis rangkuman ngeunaan hiji carita babad anu geus dibaca.

Daftar Pustaka

 * Edi S. Ekadjati. 2008. Sastra Sunda: Apresiasi dan Penciptaan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

 * Tatang Sumarsono. 2006. Sastra Sunda: Teori, Kritik, dan Apresiasi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

 * Buku pelajaran Bahasa Sunda SMA/SMK.


Senin, 11 September 2023

Pedaran Kaulinan Barudak

 


Mikawanoh Kaulinan Barudak

 

Kaulinan barudak téh mangrupa  kamonésan anu mindeng dilakukeun ku barudak dina mangsa keur rinéh. Aya kaulinan barudak anu bisa dilakukeun ku sorangan, aya kaulinan anu dilakukeun ku duaan, aya ogé kaulinan anu kudu dilakukeun ku lobaan. Salian ti éta, ogé aya kaulinan husus keur barudak awéwé, kaulinan husus keur barudak lalaki, jeung kaulinan anu bisa diiluan ku barudak awéwé jeung lalaki.

Upama urang nilik kana prak-prakanana, kaulinan barudak téh aya anu kaasup olahraga tradisional, aya ogé anu leuwih deukeut kana kasenian. Kaulinan barudak anu mangrupa kasenian biasana diwuwuhan ku kakawihan. Galah, galah asin, galah sodor, atawa gobag mangrupa kaulinan barudak anu kaasup olahraga tradisional.

Sangkan leuwih tétéla, kaulina bisa dipasing-pasing kieu:


Dumasar ka awéwé atawa lalaki anu ngalakukeunana:

1.    Kaulinan barudak awéwé, diantarana: simar, béklen, anjang-anjangan, sondah, congklak, éncrak.

2.    Kaulinan barudak lalaki, di antarana: gatrik, papanggalan, langlayangan, kolécér, sorodot gaplok, jajangkungan, ngadu kéléci, pepeletokan.

3.    Kaulinan barudak lalaki, jeung awéwé, di antarana: galah atawa gobag, oray-orayan, ambil-ambilan, ucing sumput, sapintrong, boy-boyan, pacici-cici putri, empét-empétan, sasalimpetan, hahayaman, ucing beling, cingciripit, peupeusingan.

 

Dumasar kana prak-prakanana:

 

Rupa-Rupa Wanda Kaulinan Barudak

4.    Anu dibarung ku kakawihan, di antarana: oray-orayan, cingciripit, pacici-cici putri, pérépét jéngkol, slépdur, ambil-ambilan, paciwit-ciwit lutung, eundeuk-eundeukan, pacublek-cublek uang, ucang-ucang anggé.

5.    Anu henteu dibarung ku kakawihan, di antarana: gatrik, simar, ucing-ucingan, sorodot gaplok, anjang-anjangan, ngadu kaléci, langlayangan, boy-boyan, sondah, congklak, galah, hahayaman, kobak, jajangkungan, damdaman, bébénténgan.

Di handap aya katerangan singget ngeunaan sawatara kaulinan barudak Sunda, boh nu kaasup olahraga, boh nu dibarung ku kakawihan.

a.    Ambil-ambilan

Ambil-ambilan mangrupa kaulinan barudak awéwé jeung lalaki. Dilakukeun ku lobaan, anu matak mikabutuh tempat anu lega. Salilana arulin téh barudak bari kakawihan. Kakawihanana ogé disebut ambil-ambilan.

b.    Gatrik

Gatrik mangrupa kaulinan barudak lalaki anu mikabutuh tempat anu lega, lantaran biasana dilakukeun ku lobaan. Gatrik ngagunakeun alat anu dijieunna tina awi dua teukteuk, sateukteuk awi anu pondok, sateukteuk deui awi anu panjang.

 

 

 

c.    Hahayaman

Hahayaman mangrupa kaulinan barudak awéwé jeung lalaki mikabutuh jelema anu réa sarta tempat anu lega. Hahayaman dilaksanakeun dina pakalangan anu mangrupa buleudan.

d.   Oray-orayan

Oray-orayan mangrupa kaulinan barudak awéwé jeung lalaki. Dilakukeun ku lobaan, anu matak mikabutuh tempat anu lega. Barudak arulin bari kakawihan. Ari kakawihanana nya éta oray-orayan.

 

Istilah-istilah dina Kaulinan Barudak

a.    Rupa-rupa istilah dina kaulinan langlayangan

       Kapakan = langlayangan leupas/pegat sorangan henteu karana diadu.

       Godos = langlayangan keur diadu terus 1ésot/misah deui.

       Nyasar =  ngaduan langlayangan batur lain tina gelasanana.

       Ditataran = diulur, dibéréan sina luhur.

       Dikubet = dibetot kalawan ngagentak dina diadu.

       Digibrig = ngadu langlayangan ku cara dicentok-centok, henteu loba ngulur.

       Digombél = ngadu diulur bari langlayanganana sina”hirup”.

       Kebluk = langlayangan hésé disarang-séréngna.

       Gélényé = gampang disarang-séréngna jeung teu daék anteng.

       Gédég = ngapungna kérétég (ngagibrig), biasana alatan tali timbana handap teuing.

       Mayung = langlayangan nanjung kawas payung.

       Mumbul = langlayangan nu leupas beuki ka luhur.

       Nyéréng = malik ka kénca atawa ka katuhu.

       Nutug = langlayangan nyirorot.

       Wangkong = gambar langlayangan.

       Cacap = béak pangulur tina golonganana.

       Ngarucu = moro langlayangan.

       Rérénténg = bola/kenur nu diberendil-berendil paragi ngabandang.

       Ngabandang = néwak langlayangan nu éléh ku langlayangan deui.

       Ngarebol = megatkeun (maling) benang/gelasan batur nu langlayanganana geus éléh atawa kapakan.

       Gelasan = benang seukeut husus paragi ngadu, biasana maké campuran bubuk beling, silikon, atawa salatin.

       Tali timba = tali langlayangan antara beuheung jeung tungtung beulah handap

       Rarancang = rangkay langlayangan

       Tali barat = benang dina rarancang antara tungtung hulu jeung Jangjang

 

2.                   Rupa-rupa istilah dina kaulinan kaléci

         Blép : antep(angger) didinya upama kokojo kacandet ku jelema.

         Céntang : nojo kaléci séjén kalawan tarik.

         Diparét : ditojo disakalikeun nepi kanu beunangna leuwih ti hiji.

         Dur : supaya dijauhkeun upama kokojo beunang (kacandet) ku jelema.

         Dut : paéh lantaran teu kaluar tina kalang pot.

         Epék / Ngepek : ngeunakeun kana sisina sangkan ngadeukeutan anu séjén.

         Golotok : nojo kaléci séjén lalaunan.

         Kalang : kalang buleud atawa pasagi anu dipaké masang.

         Kokojo :  kaléci anu dipaké nojo.

         Nyédét : kojo anu teu nambleg.

         Olés : nga ukur keuna, henteu kaluar tina kalang.

         Sigit : can kaluar tina kalang nu diukur ku jempol.

         Stan : nojo kaléci bari nangtung.

         Stik : keuna ku dijeungkal, jadi teu kudu ditojo deui.

         Tambleg : kokojo nu cicing dina urut nu ditojona.

 

3.                   Rupa-rupa istilah dina kaulinan sondah

                                 Bintang: tanda hiji kalang anu geus beunang ku hiji pamaén.

                                       Bulan           : tempat (biasana kotak tengah) anu meunang cabrek, sarta manéhna bisa  cabrek di dinya. Ari ku nu séjén kudu diluncatan

                                       Cabrak: henteu éngklé.

                                       Kojo: biasana mangrupa talawéngkar, anu dipaké ngalung kana kotak ku pamaén.

                                       Midua: upama kojona masing-masing dua.

                                       Ombér: kalang tambahan di luar kalang nu geus aya, pikeun ngabantuan pamaén ngajleng ka nu jauh, upama nu deukeut geus dibintangan ku batur.

 

 

Istilah kaulinan séjénna

   Asin    : istilah dina galah anu hartina meunang.

Bit       : kecap anteuran upama nyieun kasalahan teu meunang hukuman          

Cak   : kecap anteuran sangkan anu nyieun kasalahan meunang hukuman.

Hompimpah:cara nangtukeun ucing, jsb. Méméh maén carana ku namprakkeun jeung nangkubkeun dampal leungeun.

 Hong : istilah dina ucing-ucingan dina ngabeunangkeun anu nyumput.

Ngokok         : nu jadi ucing teu daék jauh tina tempatna, teu daék ngider néangan nu nyumput.

Suten : pikeun nangtukeun ucing atawa balad. Nu éléh jadi ucing atawa nu meunang balad A, nu éléh balad B. Carana ngasongkeun cinggir, curuk, jeung jempol. Cinggir (perlambang sireum) éléhna ku curuk (perlambang jelema), curuk éléh ku jempol (perlambang gajah), jempol éléh ku cinggir.

 Talawéngkar: sesemplékan barang gagarabah (buyung, kenténg) 




Daptar Pustaka 

Taufik Faturohman,spk.2017.Gapura Basa Pangajaran Basa Sunda Pikeun Murid SMP/MTs Kelas VII. Bandung. Geger Sunten.